“ A people without the knowledge of their past histories, origin and culture is like a tree without roots”
- Marcus Garvey






This presentations and publications are considered mostly based on my fashion design honours collection and the audience. The targeted audience is multi-cultural background young generations, based on my personal experience having two of my cousins being born in Sydney and rarely go back to Indonesia neither understand about Indonesian cultures. My studio collection titled Folklore is a fusion of traditional technique and contemporary fashion, focusing on Indonesian batik technique and key design element. Therefore, I chose to communicate my collection through publications and presentations by focusing on the self-made batik textile that highlighted traditional technique, hand-crafting and natural dyes.

The chosen motif for this collection is batik Mega Mendung, which is brought to Indonesia by Chinese royal family in 16 centuries when a Chinese princess is getting married to Sunan Gunung Jati, a prince in Cirebon. Since then, Indonesian culture has been influenced by Chinese cultures and arts. This cultural merge has also portrayed my family historical background with my grandparents immigration from China during world war 2. The motif batik Mega Mendung originated in Cirebon, one of the city in Java Island. Mega Mendung itself means the sky is going to rain and symbolise luck and richness in agriculture. its original colours are red and blue, the blue represents the brightness and happiness of life through and the red represents the friendliness of the people along the coast of Java island.  Java, which is famous for being the origin of batik technique itself, where I was born as well, making batik as one of the most important cultural heritage for me. Personally, batik is the icon and traditional heritage that need to be cultivated and loved by Indonesian designers my age.

Presentasi ini didasarkan oleh topik dari koleksi honours dan target dari penonton. Koleksi ini ditujukan untuk generasi muda dengan berbagai latar belakang kebudayaan. Terinspirasi oleh pengalaman pribadi saya, memiliki dua orang adik sepupu yang lahir di Sydney dan jarang pulang ke Indonesia, mereka sangat tidak mengerti tradisi Indonesia. Pada koleksi akir saya, Folklore adalah gabungan antara teknik tradisional dan fashion masa kini, berfokus pada teknik batik dari Indonesia sebagai kunci desain. Maka dari itu pada presentasi kali ini, saya juga mengikut serakan proses pembuatan batik sebagai salah satu fokus untuk menonjolkan teknik tradisional, seni pengerajin tangan dan pewarna alami.
Motif yang saya pilih dalam pembuatan batik kali ini adalah Batik Mega Mendung, yang dibawa ke Indonesia oleh bangsa Cina sejak abad ke 16, disaat seorang putri Cina mengadakan pernikahan dengan Pangeran Jawa, Sunan Gunung Jati di Cirebon. Sejak itu, adat tradisi Indonesia telah di pengaruhi oleh adat tradisi Cina. Hal ini juga mencerminkan sejarah keluarga saya dengan mempunyai kakek nenek yang berimigrasi dari Cina ke Indonesia saat perang dunia ke 2. Motif Mega Mendung dari Cirebon, pulau Jawa. Motif ini memiliki arti langsung yaitu langit yang mendung dan akan turun hujan, yand dipercayakan merupakan simbol keberuntungan dan kekayaan di negara bercocoktanam. Warna asli dari motif ini adalah merah dan biru, melambangkan terang dan kebahagiaan dalam hidup, juga pertemanan di pulau Jawa. Jawa sangat terkenal sebagai asal usul teknik batik, Jawa juga adalah tempat saya lahir dan sangat bermakna bagi saya. Menurut pendapat saya, batik adalah kebudayaan tradisi yang harus dijaga dan dihargai, terutama oleh desainer muda di Indonesia.